Dalam dunia otomotif klasik, nama Honda GL100 masih memiliki tempat istimewa di hati para penggemar motor tua. Dikenal sebagai motor yang tangguh, irit, dan punya karakter desain yang kuat, GL100 menjadi simbol kejayaan sepeda motor sport Honda di era 1980-an. Banyak penggemar motor jadul yang masih mencari dan merawat GL100 hingga kini, seakan ingin menghidupkan kembali kenangan masa lalu yang penuh cerita.

Motor Jadul Honda GL100
Kehadiran Honda GL100 menjadi momen penting dalam transisi dari era CB series ke generasi baru GL. Pertama kali meluncur di Indonesia pada tahun 1979, GL100 masih mengusung pengapian platina, tampilan lampu bulat, spion bulat, dan rem cakram mekanis berbasis kabel. Desainnya yang khas menjadi daya tarik tersendiri, membuat GL100 terlihat berwibawa di jalanan meskipun termasuk motor kecil di kelas 100 cc.
Namun, bukan hanya soal tampilan luar. Ketangguhan mesinnya juga menjadi alasan banyak orang menjadikannya teman setia di berbagai aktivitas harian maupun perjalanan jauh. Tak sedikit pula yang menyulap GL100 menjadi motor custom dengan berbagai gaya. Yakni, dari cafe racer hingga scrambler.
Pembaruan GL100 CDI: Modernisasi yang Disukai
Memasuki akhir 1985, Honda GL100 mendapat pembaruan besar-besaran dengan hadirnya versi CDI. Sistem pengapian platina diganti dengan CDI yang lebih efisien dan minim perawatan. Perubahan ini menandai transformasi GL100 dari motor klasik menuju tampilan yang lebih modern dan fungsional.
Ubahan visual juga cukup mencolok. Lampu depan, sein, dan spion berganti menjadi bentuk kotak. Panel speedometer kini dilengkapi tachometer, fuel meter, indikator netral, dan lampu sein. Bagian-bagian berlapis chrome menambah kesan elegan sekaligus mencerminkan karakter motor sport yang maskulin di masanya.
Berdasarkan review pengguna melalui akun Facebook Laksono Aji, bawaan orisinalnya masih nyaman untuk dipakai touring. Motor ini juga irit, nyaman, parts berlimpah, dibuat tampilan ori jauh lebih mudah dibanding Honda CB100. Jok, suspensi bawaannya serta bantingannya juga empuk. Harga sewaktu beli Rp 4-5 jutaan, sangat worth it. Jika mau mesin bertenaga, tinggal memakai mesin GL Pro. Ditambah lagi, suara knalpot orinya juga khas ‘kleper’.
Ungkapan semacam ini memperlihatkan bahwa GL100 bukan sekadar kendaraan, melainkan bagian dari kenangan yang sulit dilupakan. Ada kepuasan emosional saat mendengar suara khas mesin, atau sekadar menyentuh tangki bahan bakar bergaya klasik.
Spesifikasi Honda GL100 yang Tetap Andal Hingga Kini
Sepeda motor jadul GL100 dibekali mesin 1 silinder berkonfigurasi OHC dengan sistem pendinginan udara yang sederhana namun tangguh. Kapasitas mesinnya mencapai 105 cc dengan diameter langkah 52 mm x 49,5 mm, menghasilkan perbandingan kompresi sebesar 9,2:1. Mesin ini mampu menyemburkan tenaga maksimum hingga 12 daya kuda pada 10.000 rpm, serta torsi puncak 8,3 Nm pada 8.500 rpm, menjadikannya cukup bertenaga untuk ukuran motor kecil era 80-an.
Secara dimensi, GL100 memiliki panjang 1900 mm, lebar 735 mm, dan tinggi 1017 mm. Jarak sumbu rodanya sekitar 1200 mm, dengan berat kosong 98,5 kg, membuat motor ini terasa ringan dan lincah untuk dikendarai di berbagai kondisi jalan. Ban depan dan belakang menggunakan ukuran standar, yakni IRC 2,50-18 (4PR) di depan dan 2,75-18 (4PR) di belakang, yang memberikan traksi cukup baik untuk motor sekelasnya.
Kapasitas tangki bahan bakar sebesar 11,5 liter membuat motor ini cocok untuk perjalanan jarak jauh tanpa harus sering mengisi ulang. Konsumsi bahan bakarnya pun sangat efisien, yakni sekitar 50 km per liter pada kecepatan stabil 50 km/jam. Untuk kebutuhan pelumasan mesin, oli yang digunakan adalah tipe SAE 30 kelas SE dengan kapasitas sekitar 1 liter. Semua elemen ini menyatu menjadi satu paket kendaraan yang fungsional, efisien, dan mudah dirawat, menjadikan Honda GL100 tetap menjadi pilihan yang masuk akal hingga kini.
Kenangan yang Tak Terhapus Zaman
Melihat lebih jauh, GL100 bukan hanya sebuah kendaraan roda dua, melainkan bagian dari sejarah otomotif Indonesia. Banyak pemilik GL100 yang masih menyimpan motor ini dalam kondisi orisinal atau memodifikasinya untuk kebutuhan harian dan kontes. Setiap detail dari motor ini, mulai dari desain hingga suara mesin, memunculkan sensasi emosional bagi yang pernah menungganginya.
Kadang-kadang, yang dicari bukan lagi performa tinggi, tapi rasa. Rasa yang hanya bisa diberikan oleh kendaraan dengan cerita panjang dan nilai sentimental seperti GL100. Ketika dunia otomotif bergerak menuju mesin-mesin canggih dan futuristik, GL100 tetap hadir dengan pesonanya yang abadi.
Honda GL100 merupakan motor legendaris yang mengusung perpaduan ketangguhan mesin dan estetika klasik yang memikat. Meski sudah tidak diproduksi lagi, eksistensinya tetap kuat berkat komunitas dan penggemar yang loyal. Desain ikonik, suara mesin yang khas, dan kemudahan perawatan membuat motor ini terus dicari dan dirawat dengan penuh cinta. Dalam lanskap otomotif yang terus berubah, GL100 tetap menjadi simbol dari masa keemasan motor sport klasik Indonesia. /tari



